Merawat anak memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Orang tua yang baru pertama melahirkan putra atau putri pertamanya akan beradaptasi yang sangat jauh berbeda dengan sebelum mempunyai anak. Bahkan bisa dibilang kaget dengan status barunya sebagai seorang ibu. Mulai dari mengasuh si kecil, menemani bermain si kecil, memahami keinginan si kecil, bangun tengah malam bahkan tidak tidur semalaman hanya untuk si kecil. Yaa tentu hal ini tidak mudah, belum lagi kalau si kecil rewel akan membuat kita tambah stress atau depresi jika tidak sabar.
Dengan status baru sebagai ibu banyak yang kaget dengan tanggung jawab barunya dan kadang memutuskan tidak mau lagi mempunyai anak dalam waktu dekat. Bahkan seorang ibu lebih memilih menitipkan si kecil kepada orang tuanya atau tempat penitipan anak (saya tidak menyinggung lho hehehee). Demi sebuah karir yang bagus menjadi salah satu alasan mengapa seorang ibu tidak mau merawat anak yang dilahirkan sendiri. Demi si kecil agar bisa dibelikan susu, ibu rela meninggalkannya untuk kerja. Mengantikan ASI si kecil dengan susu formula yang mahal.
Saya bukan merasa iri dengan wanita karir, tapi saya hanya merasa kasihan kepada si kecil. Ada saudara saya yang bekerja kena sip malam, ia rela meninggalkan anaknya yang masih kecil dengan menitipkan kepada orang tuanya. ASI yang seharusnya menjadi hak si kecil digantikan dengan susu formula. Menemani tumbuh kembang si kecil menjadi tugas kakek neneknya karena kepulangan ibu yang malam dan si kecil sudah tidur pulas. Masih beruntung diasuh oleh orang tua kita sendiri, kalau di tempat penitipan kita tidak tahu sama sekali apa yang sudah dilakukan si kecil seharian.
Fenomena menitipkan anak kepada orang tua kita sendiri ini sangat banyak ditemukan di lingkungan saya. Mereka kakek ataupun nenek mau-mau saja dititipi seorang cucu, tapi apa teman-teman tega? Mereka orang tua kita yang seharusnya kita bahagiakan di usianya yang sudah mulai tua bukan malah dititipi seorang anak untuk diasuh. Kapan kita akan membahagiakan orang tua kita sendiri? Yaaa orang tua kita tidak akan menolak bahkan akan bilang senang kepada kita. Mereka sudah mengasuh dan membesarkan kita, apa masih akan ditambah membesarkan dan merawat anak kita?
Saya seorang lulusan S1 matematika dan saya tidak bekerja diluar. Hal ini memang keputusan saya dan suami untuk merawat sendiri si kecl. Saya meninggalkan pekerjaan saya diluar dan mulai mencari usaha baru tanpa meninggalkan si kecil. Masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghasilkan uang tanpa mengurangi hak si kecil. Paling tidak si kecil sudah lengkap ASI nya bolehlah kita tinggalkan untuk mencari tambahan rezeki. Saya percaya rezeki suami dan istri sudah ditetapkan dan digariskan dengan atau tidak meninggalkan sang buah hati. Jangan melewatkan si kecil ketika pertama kali berucap ayah bunda, mama papa, bapak ibu. Ingat sebuah momen tidak akan pernah terulang kembali. Mari kita sayangi buah hati kita yang sudah diamanahkan kepada kita.
Dengan status baru sebagai ibu banyak yang kaget dengan tanggung jawab barunya dan kadang memutuskan tidak mau lagi mempunyai anak dalam waktu dekat. Bahkan seorang ibu lebih memilih menitipkan si kecil kepada orang tuanya atau tempat penitipan anak (saya tidak menyinggung lho hehehee). Demi sebuah karir yang bagus menjadi salah satu alasan mengapa seorang ibu tidak mau merawat anak yang dilahirkan sendiri. Demi si kecil agar bisa dibelikan susu, ibu rela meninggalkannya untuk kerja. Mengantikan ASI si kecil dengan susu formula yang mahal.
Saya bukan merasa iri dengan wanita karir, tapi saya hanya merasa kasihan kepada si kecil. Ada saudara saya yang bekerja kena sip malam, ia rela meninggalkan anaknya yang masih kecil dengan menitipkan kepada orang tuanya. ASI yang seharusnya menjadi hak si kecil digantikan dengan susu formula. Menemani tumbuh kembang si kecil menjadi tugas kakek neneknya karena kepulangan ibu yang malam dan si kecil sudah tidur pulas. Masih beruntung diasuh oleh orang tua kita sendiri, kalau di tempat penitipan kita tidak tahu sama sekali apa yang sudah dilakukan si kecil seharian.
Fenomena menitipkan anak kepada orang tua kita sendiri ini sangat banyak ditemukan di lingkungan saya. Mereka kakek ataupun nenek mau-mau saja dititipi seorang cucu, tapi apa teman-teman tega? Mereka orang tua kita yang seharusnya kita bahagiakan di usianya yang sudah mulai tua bukan malah dititipi seorang anak untuk diasuh. Kapan kita akan membahagiakan orang tua kita sendiri? Yaaa orang tua kita tidak akan menolak bahkan akan bilang senang kepada kita. Mereka sudah mengasuh dan membesarkan kita, apa masih akan ditambah membesarkan dan merawat anak kita?
Saya seorang lulusan S1 matematika dan saya tidak bekerja diluar. Hal ini memang keputusan saya dan suami untuk merawat sendiri si kecl. Saya meninggalkan pekerjaan saya diluar dan mulai mencari usaha baru tanpa meninggalkan si kecil. Masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghasilkan uang tanpa mengurangi hak si kecil. Paling tidak si kecil sudah lengkap ASI nya bolehlah kita tinggalkan untuk mencari tambahan rezeki. Saya percaya rezeki suami dan istri sudah ditetapkan dan digariskan dengan atau tidak meninggalkan sang buah hati. Jangan melewatkan si kecil ketika pertama kali berucap ayah bunda, mama papa, bapak ibu. Ingat sebuah momen tidak akan pernah terulang kembali. Mari kita sayangi buah hati kita yang sudah diamanahkan kepada kita.
Comments
Post a Comment