Kesabaran saya benar-benar diuji ketika saya menjadi seorang ibu baru. Alhamdulillah rasa syukur yang luar biasa kami panjatkan kepadaNya karena kami dititipi seorang putra lucu yang sehat. Kini putra saya sudah berusia 1 ahun lebih 3 bulan, Oriv Arkana namanya. Seorang anak kecil yang lucu sama dengan teman-teman seusianya. Hanya saja ada yang salah dengan diri saya sebagai seorang ibu.
Apakah teman-teman yang menjadi ibu baru juga merasakan kesabaran Anda sedang diuji?
Saya benar-benar merasa sangat bersalah sekali kepada putra kecilku yang tidak tahu tentang apapun termasuk kesalahannya harus saya marahi. Ketika ia sudah mulai berjalan disitulah mulai kesabaran saya sedang diuji. Usia 9 bulan anak saya sudah mulai jalan sedikit-sedikit 1 langkah 2 langkah. Kurang dari 1 tahun jalannya sudah lancar bahkan ia sudah lari namun untuk bicara belum terlalu jelas.
Ia mungkin tergolong anak yang sangat aktif, bahkan ia tidak mau diam duduk dengan tenang. Selalu saja bergerak kesana kesini tidak pernah mau diam. Anak yang aktif memang dulu saya yang ingin agar ia menjadi anak yang lincah dan pintar. Ada saja kegiatan yang ia lakukan mulai dari hal sepele sampai yang menjengkelkan.
Ditengah saya makan pasti si kecil pipis atau pub, kalau tidak tangannya ikut mengobok-obok makanan saya. Ketika sudah selesai beres-beres si kecil memberantakkannya lagi lalu pergi. Ketika saya sholat diganggu dari awal sampai salam, konsentrasi saya untuk beribadah buyar karena si kecil. Sampai mau ke toilet saja saya tidak boleh ia pasti menangis kalau saya tinggal. Sampai pernah handphone saya dibanting hingga rusak mati sekarang. Saat kejadian tersebut saya marah, bahkan saya sempat mencubit kakiknya dan si kecilpun menangis dengan keras.
Saat kejadian saya tidak sadar kalau saya telah menyakitinya. Setelah beberapa saat saya menahan rasa tangis saya dalam hati, saya sangat menyesal setelah mencubit dan menyakitinya. Kadang saya memarahinya dengan suara keras. Sebagai seorang ibu mungkin kesabaran saya sedang diuji. Inilah ujian kesabaran saya dalam merawat sikecil. Saya hanya bisa berusaha menahan emosi saya sebisa mungkin untuk tidak menyakitinya lagi. Dalam sehari ia selalu saja membuat saya marah dengan aktivitasnnya yang sangat aktif. Saya tahu jika saya memarahinya akan membawa dampak buruk bagi perkembangan mentalnya.
Saya hanya berusaha menasehati diri sendiri bahwa ia adalah titipan. Jika suatu saat saya tidak menjaganya dengan baik, saya takut ia akan diambil kembali oleh pemiliknya. Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika hal itu terjadi. Tidak semua wanita dikaruniai seorang anak, masih banyak diluar sana yang sangat mendambakan hadirnya buah hati. Akankah saya menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya juga mengerti benar arti "jangan marah bagimu surga" ternyata ini berlaku ketika saya merawat anak saya, krena saya sering lepas kendali emosi saya.
Entah ini hanya terjadi pada saya saja atau yang lainnya. Saya sebagai ibu baru hanya bisa instropeksi diri dan membenahi diri untuk lebih bersabar menahan emosi. Jangan sampai esok kita menyesal sendiri karena kesalahan yang kita lakukan. Mari kita memperbaiki diri dalam merawat si kecil buah hati kesayangan kita. Saya sangat menyayanginya, semoga kelak ia tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang bermanfaat untuk semua orang.
Apakah teman-teman yang menjadi ibu baru juga merasakan kesabaran Anda sedang diuji?
Saya benar-benar merasa sangat bersalah sekali kepada putra kecilku yang tidak tahu tentang apapun termasuk kesalahannya harus saya marahi. Ketika ia sudah mulai berjalan disitulah mulai kesabaran saya sedang diuji. Usia 9 bulan anak saya sudah mulai jalan sedikit-sedikit 1 langkah 2 langkah. Kurang dari 1 tahun jalannya sudah lancar bahkan ia sudah lari namun untuk bicara belum terlalu jelas.
Ia mungkin tergolong anak yang sangat aktif, bahkan ia tidak mau diam duduk dengan tenang. Selalu saja bergerak kesana kesini tidak pernah mau diam. Anak yang aktif memang dulu saya yang ingin agar ia menjadi anak yang lincah dan pintar. Ada saja kegiatan yang ia lakukan mulai dari hal sepele sampai yang menjengkelkan.
Ditengah saya makan pasti si kecil pipis atau pub, kalau tidak tangannya ikut mengobok-obok makanan saya. Ketika sudah selesai beres-beres si kecil memberantakkannya lagi lalu pergi. Ketika saya sholat diganggu dari awal sampai salam, konsentrasi saya untuk beribadah buyar karena si kecil. Sampai mau ke toilet saja saya tidak boleh ia pasti menangis kalau saya tinggal. Sampai pernah handphone saya dibanting hingga rusak mati sekarang. Saat kejadian tersebut saya marah, bahkan saya sempat mencubit kakiknya dan si kecilpun menangis dengan keras.
Saat kejadian saya tidak sadar kalau saya telah menyakitinya. Setelah beberapa saat saya menahan rasa tangis saya dalam hati, saya sangat menyesal setelah mencubit dan menyakitinya. Kadang saya memarahinya dengan suara keras. Sebagai seorang ibu mungkin kesabaran saya sedang diuji. Inilah ujian kesabaran saya dalam merawat sikecil. Saya hanya bisa berusaha menahan emosi saya sebisa mungkin untuk tidak menyakitinya lagi. Dalam sehari ia selalu saja membuat saya marah dengan aktivitasnnya yang sangat aktif. Saya tahu jika saya memarahinya akan membawa dampak buruk bagi perkembangan mentalnya.
Saya hanya berusaha menasehati diri sendiri bahwa ia adalah titipan. Jika suatu saat saya tidak menjaganya dengan baik, saya takut ia akan diambil kembali oleh pemiliknya. Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika hal itu terjadi. Tidak semua wanita dikaruniai seorang anak, masih banyak diluar sana yang sangat mendambakan hadirnya buah hati. Akankah saya menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya juga mengerti benar arti "jangan marah bagimu surga" ternyata ini berlaku ketika saya merawat anak saya, krena saya sering lepas kendali emosi saya.
Entah ini hanya terjadi pada saya saja atau yang lainnya. Saya sebagai ibu baru hanya bisa instropeksi diri dan membenahi diri untuk lebih bersabar menahan emosi. Jangan sampai esok kita menyesal sendiri karena kesalahan yang kita lakukan. Mari kita memperbaiki diri dalam merawat si kecil buah hati kesayangan kita. Saya sangat menyayanginya, semoga kelak ia tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang bermanfaat untuk semua orang.
Comments
Post a Comment